Rumah Adat - Wisata Distritu Ermera
Headlines News :
Home » » Rumah Adat

Rumah Adat

Written By Unknown on Selasa, 17 Desember 2013 | 01.38


KEBUDAYAAN TIMOR ETIMOLOGI NAMA TIMOR 
Ada beberapa kemungkinan untuk menjelaskan nama “Timor”. Pertama Timor diduga berasal dari kata bahasa Latin yang berarti: Ketakutan. Dalam kaitan dengan sebutan atau arti kata Timor ini, maka diduga pula bahwa kelompok penduduk pertama yang bertemu dengan orang asing (Eropa) menunjukan rasa takut yang berlebihan, sehingga mereka tidak mampu menjawab pertanyaan pendatang tersebut tentang nama pulau mereka. Bertolak dari pengalaman tersebut, maka orang asing itu memberi nama “timor” kepada pulau yang penduduknya takut. Kedua, Ada sementara orang mengatakan bahwa nama sesungguhnya dari pulau ini bukan timor melainkan timur. Mengapa disebut timur? Dikatakan bahwa kata timur dalam salah satu bahasa asing mengandung pengertian “kuning”. Berdasarkan kesimpulan sementara boleh dibenarkan nama dengan pengertian tersebut, karena di daratan Timor tumbuh sejenis pohon (Orang Dawan menyebutnya: Hau molo’) yang bagian intinya berwarna kuning dan termasuk salah satu bahan perdagangan yang dicari orang-orang asing khususnya Eropa dan Asia. 1. IDENTIFIKASI Penduduk pulau Timor, baik yang tinggal di wilayah Indonesia, maupun di wilayah Portugis, terdiri dari beberapa suku bangsa khusus yang berbeda karena bahasa beberapa unsur dalam adat istiadat serta sistem kemasyarakatannya. Demikian mereka membedakan antara orang Roti, orang Helon, orang Atoni, orang Belu, orang Kamak, orang Marae, dan orang Kupang. Namun semua orang yang asal dari pulau Timor dan sekitarnya akan menyebut dirinya putra Timor, apabila mereka berada di luar daerahnya, seperti di Jakarta. 2. ANGKA-ANGKA DAN DATA-DATA DEMOGRAFIS Sejak berabad-abad penyakai-penyakit epidermis saperti cacar serta penyakit-panyakit lain seperti frambusia dan lepra telah banyak memekan korban di antara penduduk Timor. Usaha-usaha vaksinasi yang di jalankan pada tahun-tahun 1898-1899,telah menyebabkan berkurangnya penyakit-penyakit tersebut. Angka-angka mengenai jumlah penduduk Timor dari zaman sebelum abad ke 20 adalah amat sedikit. Daribeberapa tulisan, antara lain dari J. Krusem an (1756) dan dari Kolonial Verslag (1860), dapat disusun perkembangan jumlah penduduk Timor dalam tahun-tahun tersebut perswapraja. Angka-angka mengenai jumlah penduduk Timor pada masa yang lebih akhir adalah berdasarkan atas sensus penduduk. 3. BENTUK DESA Desa-dasa di bangun di atas puncak-puncak gunung karang dan dikelilingi dengan dinding batu, atau semak –semak berduri. Desa semacam ini biasanya didiami oleh sebuah kelompok kerabat dengan seorang kepalanya sendiri. Pola perkampungan yang asli dari orang Timor adalah sebuah kelompok padat dari rumah-rumah serta beberapa kandang ternak sapi yang di beri pagar disekelilingnya. Rumah-rumah asli dari orang Timor di pedesaan berbentuk seperti sarang labah, dengan atapnya yang hampir mencapai tanah. Sebuah pumah biasanya didiami oleh satu keluarga batih. Sebuah rumah terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar yang disebut sulak, dan bagian dalam yang disebut nanan. 4. MATA PENCAHARIAN Mata pencaharian dari sebagian besar orang Timor di daerah pedesaan adalah bercocok tanam di ladang. Suatu terkecualian ada di daerah Belu Selatan, dimana orang sudah mulai mengerjakan sawah. Bila sebidang tanah telah dipilih untuk dijadikan ladang, maka pengerjaan penggarapan dilakukan oleh satu keluarga batih.Suatu keluarga batih, dengan menggunakan alat yang sangat sederhana yaitu sebuah tongkay yang ujungnya diberi berlapis besi yang runcina dan tajam dan dengan sebuah parang. Selain bercocok tanam, peternakan pada masa sekarang merupakan suatu mata pencaharian yang penting bagi orang Timor. Suatu mata pencaharian lain yang pentin terutama bagi orang-orang yang tinggal di daerah pantai adalah menangkap-menangkap ikan-ikan kecil,kerang dan teripang. Kerajinan tangan yang terutama dikerjakan oleh orang Timor menenun kain dan menganyam keranjang-keranjang. Kerajinan mengukir. Terutama dipakai untuk menghiasi tiang rumah, kulit kerbau, tanduk kerbau, tempurung kalapa,dan bambu. 5. SISTEM KEKERABATAN Pola perkawinan yang disukai oleh orang Timor, adalah perkawinan yang terjadi antara seorang pemuda dengan seorang anak putri saudara laki-laki ibu. Walaupun demikian seorang pemuda bisa kawin dengan wanita manapun, asal tidak dengan anak saudara ibunya yang dianggap masih sekerabat. Mas kawin biasanya dibayar secara berangsur-angsur, sehingga penerimaan keanggotaan si istri dan anak-anaknya ke dalam klen si suami adalah secara berangsur-angsur pula. Ada juga kebiasaan untuk tidak menerima pelunasan harta mas kawin yang terakhir, misalnya di daerah Swapraja Amarasi. Disana angsuran mas kawin yang terakhir ditolak oleh kerabat-kerabat dari klen si isteri, supaya si isteri tetep dapat mempertahankan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya dalam klen asalnya. 6. SISTEM KEMASYARAKATAN Kerajaan-karajaan lokal atau swapraja-swapraja ini masing-masing terbagi lagi atas beberapa daerah kekuasaan administratif yang lebih kecil lagi bernama kefettoran, yang dikepalai oleh seorang fettor. Penunjukan kepala desa adalah oleh fettor, sedangkan penunjukan amnasit besar dan amnasit kecil adalah oleh kepala desa. Kepala desa, amnasit besar dan amnasit kecil ditunjuk di antara orang-orang yang berasal dari klen pemilik desa. Amnasit besar di desa Soba mempunyai tugas sebagai penghubung antara desa-desa anak dengan kepala desa dan fettor. 7. RELIGI Agama asli orang Timor berpusat kepada suatu kepercayaan akan adanya dewa langit Uis Neno. Dewa ini dianggap pencipta alam dan pemelihara dikehidupan di dunia. Upacara-upacara yang di tujukan kepada Uis Neno terutama bermaksud untuk meminta hujan, sinar matahari atau untuk mendapatkan keturunan, kesehatan dan kesejahteraan. Selain percaya pada Uis Neno orang Timor juga percaya kepada Dewa Bumi, bernama Uis Afu. Dewi ini dianggap sebagai dewi wanita yang mendampingi Uis Neno. Upacara-upacara yang ditujukan kepadanya adalah untuk meminta berkah bagi kesuburan tanah yang sedang ditanami 8. USAHA PEMBANGUNAN DAN KEMUNGKINAN-KEMUNGKINANNYA Serupa dengan banyak daerah lain di Nusa Tenggara Timur, pembangunan dari Timor akan mengalami banyak kesukaran, karena: tanahnya tak subur, susunan masyarakat dan sikap mental orang Timor masih banyak terpengaruh oleh tradisi kuno dan adat feodal. Untuk menghilangkan sifat-sifat yang menghambat dan memupuk sifat-sifat yang cocok untuk membangun tidak ada jalan lain kecuali mengintensifkan pendidikan terutama pendidikan dalam hal keahlian-keahlian yang praktis.
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Halo Website | Fernando | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Wisata Distritu Ermera - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template