Berbicara
tentang Timor Leste, mungkin sebagian besar orang akan berpikir tentang
sebuah negara kecil yang miskin. Sebagian yang lain mungkin akan
berpikir, itu adalah sebuah negara seribu satu masalah. Pendapat
orang-orang seperti itu memang tidak bisa sepenuhnya disalahkan, karena
demikianlah kenyataan sesungguhnya yang terjadi. Setiap kali ada masalah
yang terjadi di Timor Leste, maka akan selalu menjadi Headline News di
koran-koran maupun stasiun TV baik di Indonesia maupun dunia lainnya.
Hal seperti ini memang tidak perlu disalahkan. Yang menjadi
permasalahannya adalah, mengapa kejadian yang terjadi di Timor Leste dan
selalu menjadi Headline News di
media-media Indonesia selalu tentang sesuatu yang buruk? Ini tentu
merupakan “PR” besar bagi pemerintah Timor Leste. Mampukah bangsa ini
melakukan sesuatu yang positif dan luar biasa, sehingga dunia tidak lagi
hanya melihat keburukan dan kelemahannya, tapi juga melihat keindahan
dan kehebatannya? Ada banyak hal yang dapat bisa membuat Timor Leste
menjadi hebat di mata dunia. Tinggal sekarang, bagaimana bangsa ini mau
memanfaatkannya.
Timor Leste memiliki potensi besar untuk menjadi sebuah negara yang maju dan makmur. Kekayaan akan sumber daya mineral (oil and natural gas),
kemudian produk-produk pertanian yang berlimpah seperti kopi, padi,
sinkong, kentang, kacang kedele, kol, mangga, pisang, kelapa dan panili
(dari berbagai sumber), merupakan kekuatan utama bagi kemakmuran dan
kemajuan bangsa ini. Selain itu, Timor Leste
juga memiliki alam yang indah, dan juga ragam budaya yang memiliki ciri
khas dan keunikannya sendiri-sendiri. Namun sayangnya, saat ini
potensi-potensi tersebut belum dikelola dengan maksimal. Para pemimpin
bangsa ini lebih suka "berkelahi" dan memikirkan kepentingan politik
mereka ketimbang memikirkan kesejahteraan rakyatnya.
Potensi Pasar Timor Leste
Sebagai
sebuah negara baru dan kecil yang memiliki potensi kekayaan alam besar,
Timor Leste pun menjadi salah satu target pasar yang menjadi tujuan
para investor asing. Walaupun hanya sebuah negara kecil, Timor Leste
mempunyai segalanya, mulai dari kekayaan alam hingga eksotika alam yang
indah. Mulai dari oil and natural gas sampai
dengan produk-produk pertanian yang berlimpah. Semua itu adalah
potensi-potensi kekayaan yang bisa menjadikan Timor Leste sebagai salah
satu tujuan utama pasar internasional. Dan agar semua itu bisa tercapai,
maka pemerintah sebagai policymaker harus berada dibarisan terdepan dalam mempromosikan Timor Leste ke dunia internasional. Atau dengan kata lain, pemerintah harus bisa memasarkan Timor Leste agar bisa menarik minat masyarakat internasional.
Timor
Leste dengan kekayaannya yang besar, pasti menjadi "rebutan" bagi
setiap pemasar untuk masuk ke dalamnya. Hal itu dapat dilihat pada
awal-awal negara ini merdeka. Banyak investor asing hadir. Berbagai
jenis usaha dalam skala kecil maupun besar dibuka. Mulai dari usaha jasa
sampai usaha manufaktur. Mulai dari membuka outlet-outlet kecil
sampai dengan membukan supermarket. Namun apa yang terjadi? Ketika kota
Dili dilanda kerusuhan, dan ketika pemerintah tidak mampu menjamin
keselamatan usaha mereka, maka keputusan terakhir bagi para pemasar
adalah menutup usaha dan keluar dari Timor Leste. Salah satu contoh
adalah ketika terjadi kerusahaan yang menyebabkan terbakarnya minimarket
Hello Mister.
Belajar dari hal tersebut, maka hendaknya pemerintah bisa merumuskan suatu market plan yang
dapat membagi Timor Leste ke dalam beberapa pasar dengan menawarkan
kesempatan dan keuntungan, serta jaminan keamanan yang lebih baik bagi
para pemasar. Melalui tulisan ini, penulis mencoba memaparkan ide-ide
dalam me marketing kan Timor Leste berdasarkan pada strategi STP (Segmentation, Targeting, Positioning).
Market Segmentation
Segmentation dapat
didefinisikan sebagai membagi pasar menjadi kelompok-kelompok
berdasarkan pada kelebihan dan kekuatan yang dimiliki oleh masing-masing
pasar sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku pasar itu
sendiri. Melakukan segmentasi pasar adalah penting bagi pemerintah Timor
Leste. Melihat letak geografis yang ada, Timor Leste dapat disegmenkan
ke dalam 3 wilayah utama, yaitu wilayah Timur, wilayah Tengah, dan
wilayah Barat. Di mana wilayah Timur di bagi ke dalam 4 distri yaitu
Baucau, Viqueque, Lospalos, dan Manatuto. lalu wilayah Tengah terdiri
dari 4 distrik, yaitu Aileu, Same, Ermera, dan Lequisa. sedangkan
wilayah Barat terdiri 3 distrik yaitu Maliana, Ainaro, dan Suai.
Sedangkan distrik Dili sebagai ibu kota negara sudah berfungsi sebagai
kota administratif, dan distrik Oecussi merupakan daerah keisimewaan
yang memiliki otonomi sendiri.
Setelah
dilakukan segmentasi, maka selanjutnya adalah menentukan fungsi dan
tanggung jawab dari masing-masing wilayah tersebut sebagai ujung tombak
penghasil devisa bagi negara. Misalnya di sini, kita menentukan wilayah
Timur sebagai pusat pariwisata, wilayab Tengah sebagai pusat industri, dan wilayah Barat sebagai pusat perdagangan.
Dengan melakukan segmentasi seperti itu, maka kita telah mengkondisikan
wilayah-wilayah tersebut identik sebagai kota pariwisata, kota
industri, serta kota perdagangan. Dengan demikian, image
wilayah-wilayah tersebut akan menjadi kekuatan tersendiri dalam upaya
mengenalkan atau memasarkan Timor Leste secara utuh pada dunia
internasional. Atau dalam istilah marketing, kita menciptakan suatu brand yang unik tentang Timor Leste, dengan fokus kepada kelebihan dan kekuatan dari wilayah-wilayah yang ada di Timor Leste.
Fokus merupakan salah satu strategi marketing yang
dilakukan oleh setiap pemasar untuk mengarap produk yang menjadi
kelebihan perusahaan dengan lebih serius. Hal itu bukan berarti bahwa,
produk-produk yang lain tidak akan diperhatikan. Namun produk yang telah
menjadi fokus merupakan trade mark bagi wilayah-wilayah itu sendiri, yang akan membedakan dirinya dengan pesaing.
Target Maketing
Setelah menentukan market segmentation, maka selanjutnya adalah menentukan target marketing. Target marketing dapat
definisikan sebagai sebuah proses di mana pemasar menentukan atau
memilih pasar yang menarik, kemudian memilih pasar tersebut untuk tujuan
utama pemasaran. Seperti sudah disebutkan di market segmentation, pasar
Timor Leste dibagi menjadi tiga wilayah, yaitu wilayah Timur yang telah
dipilih sebagai kota pariwisata, Wilayah Tengah yang telah dipilih
sebagai kota pendidikan, dan wilayah Barat industri. Maka selanjutnya
adalah memilih kota-kota yang ada di setiap wilayah sebagai kota yang
paling menarik yang dapat dijadikan pusat dari segala aktivitas yang
akan dilakukan. Misalnya di wilayah Timur, di mana di wilayah tersebut
terdapat empat kota yang memiliki keunikannya masing-masing.
Dari
keempat kota tersebut, kemudian dipilih kota yang memiliki keunikan
paling baik untuk dijadikan sebagai ikon pariwisata. Distrik Lospalos
bisa menjadi salah ikon bagi pariwisata Timor Leste, karena selama ini
distrik tersebut telah banyak dikenal dengan keindahan pantainya,
seperti di pantai COM (KOM). Dan pintu utama bagi para wisatawan adalah
di distrik Baucau yang telah memiliki bandara cukup besar di wilayah
Timur. Untuk wilayah Tengah, penulis memilih Ermera sedagai pusat
industri. Hal tersebut disebabkan karena distrik Ermera merupakan
penghasil kopi terbesar di Timor Leste dan merupakan salah satu
penyumbang devisa terbesar bagi Timor Leste. Kemudian wilayah Barat,
penulis memilih distrik Maliana sebagai pusat perdagangan. Hal itu
disebabkan karena distrik tersebut merupakan salah satu pintu masuk dari
Indonesia ke Timor Leste yang paling rame dan paling sering digunakan
sebagai tempat lintas batas antara kedua negara.
Target marketing ini
diperlukan agar Timor Leste dapat menciptakan sebuah nilai yang besar
tentang apa dan bagaimana Timor Leste yang sebenarnya bagi masyarakat
internasional. Dengan demikian, apa yang telah dilakukan dapat
dipertahankan dalam jangka waktu yang lama.
Market Positioning
Market positioning dapat
didefinisikan sebagai sebuah upaya untuk mengatur suatu produk atau
layanan yang jelas dan berbeda, sehingga produk atau layanan tersebut
lebih diharapkan ketimbang yang dilakukan oleh para pesaing. Hal yang
perlu dilakukan dalam postioning
ini adalah mengidentifikasi keunggulan yang kompetitif dengan
menawarkan nilai terbesar dengan menawarkan lebih banyak keuntungan yang
dapat disesuaikan dengan kondisi pesaing. Jika sebuah produk atau
layanan dianggap sama dengan yang ada di tempat lain, maka produk atau
layanan tersebut tidak akan digunakan.
Timor
Leste memiliki produk kopi, di mana kulitasnya pun tidak kalah dengan
produk kopi dari negara-negara lain. Misalnya di sini, positioning kopi Timor Leste ”rasa adalah pembeda nomor 1”. Atau misalnya dalam sektor pariwisata, positioning Timor
Leste adalah ”satu-satunya keindahan”. Pernyataan-pernyataan sederhana
semacam itu dapat dijadikan sebagai tulang punggung bagi strategi
pemasaran Timor Leste. Dengan menempatkan posisi produk maupun layanan
yang ada disetiap wilayah Timor Leste, maka pemerintah harus mengambil
langkah-langkah yang tepat dan tegas dalam upaya memberikan dan
mengkomunikasikan pada masyarakat internasional sebagai konsumen target.
Dengan demikian, pemerintah sebagai policymaker harus
menyusun program-program pemasaran yang dapat mendukung strategi
penempatan posisi yang sudah diputuskan atau digariskan, sehingga
keputusan-keputusan tersebut dapat menjadi kekuatan untuk merangsang
atau meningkatkan kepercayaan masyarakat internasional untuk hadir di
Timor Leste.
akhirnya, sambil mencari peluang untuk menarik para investor maupun
wisatawan asing ke Timor Leste, maka akan lebih baik bila pemerintah
berusaha untuk terus membenahi keadaan dalam negeri dengan meningkatkan
kinerja pemerintah dan menciptakan suatu lingkungan atau kondisi politik
yang kondusif guna memberikan pelayanan yang terbaik. Bisakah
pemerintah mencipatakan dan memastikan Timor Leste yang ama dan nyaman
bagi masyarakat internasional?
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !